DAERAH

Kematian Orangutan di Kawasan TNGL Belum Temui Titik Terang

Banda Aceh– Kematian Orangutan Sumatera di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Desa Putri Betung, Kecamatan Putri Betung, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh masih belum menemui titik terang.

Diberitakan sebelumnya, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) menemukan satu individu Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) dalam kondisi tidak bernyawa pada Sabtu (23/7/2022).

Ditemukan delapan bekas luka pada Orangutan berjenis kelamin jantan dengan perkiraan berat 50 kg tersebut. Diduga kuat, Orangutan itu mati akibat gigitan anjing.

“Ada bekas luka ditubuhnya, 5 di bahu kanan dan 3 di bahu kiri. Dari bekas luka tersebut, diduga penyabab kematiannya akibat traumatic gigitan hewan bertaring (anjing) sehingga menyebabkan pendarahan dan infeksi,” ujar Plh Kepala Balai Besar TNGL, Ruswanto dalam keterangannya, Senin (25/7/2022).

Ruswanto mengatakan tim yang saat itu sedang berpatroli menemukan serpihan rambut orangutan pada jarak sekitar 300 meter dari lokasi temuan jasad Orangutan dan masuk dalam area Kelompok Tani Hutan Konservasi (KTHK) Aih Gumpang.

“Melihat beberapa kejadian atau pelanggaran di lokasi kerjasama kemitraan konservasi, kami akan segera menggelar evaluasi terhadap KTHK yang terlibat program kemitraan konservasi lingkup TNGL,”pungkasnya.

Sementara itu Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Blangkejeren Ali Sadikin saat dikonfirmasi akhir Desember 2022 lalu mengatakan kasus tersebut saat ini sedang ditangani oleh Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum KLHK) Wilayah Sumatera.

“Setelah kejadian, kita hanya melaporkan kejadian tersebut dan selanjutnya dilakukan proses penyelidikan oleh Balai Gakkum,” katanya.

Ali Sadikin menjelaskan, lokasi penemuan Orangutan tersebut berada di dalam kawasan Taman Nasional. Kawasan yang dulunya dirambah, diizinkan untuk dikelola oleh petani binaan dan ditanami bermacam jenis pohon dengan harapan bisa memperbaiki tutupan hutan.

“Populasi Orangutan di kawasan itu memang cukup banyak,” jelasnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Balai Gakkum KLHK Sumatera, Subhan melalui Kasi Gakkum 1 Sumatera H. Ginting mengatakan, berdasarkan pengumpulan data dan informasi (Puldasi) disimpulkan bahwa kematian Orangutan tersebut akibat digigit anjing.

Balai Gakkum KLHK sampai sekrang belum mengeluarkan surat perintah penyidikan (sprindik), sehingga penyidikan belum dilakukan.

“Kita belum keluarkan sprindik, jadi penyidikan belum dilakukan. Yang kita lakukan hanya pengumpulan data dan informasi (Puldasi),” kata Ginting.

Ginting juga melampirkan surat pernyataan dari Pengulu atau Kepala Desa Kampung Putri Betung, Muhammad Taib yang menyebut kematian Orangutan itu bukan hasil kejahatan atau akibat dari kegiatan perburuan warga Desa Putri Betung.

Dalam surat itu, Muhammad Taib dengan mempertaruhkan jabatannya bersedia membantu penegak hukum untuk mengungkap kasus ini, jika ditemukan bukti keterlibatan warganya dalam kasus ini.

“Secara pribadi maupun kedinasan dan dengan mempertaruhkan jabatan saya bersedia membantu aparat penegak hukum dalam mengungkap kasus ini,” sebutnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button